Masyarakat Desa di Bali Jenuh Jadi Penonton

Masyarakat Desa di Bali Jenuh Jadi Penonton
Masyarakat Desa di Bali Jenuh Jadi Penonton
PARIWISATA Pulau Dewata terus berkembang dengan terus adanya pembangunan akomodasi baru di beberapa lokasi, terutama perkotaan Kabupaten Badung dan Denpasar. Sementara beberapa wisatawan asing seperti asal Eropa beralih ke suasana pedesaan.

Tren wisata desa pun berkembang dan beberapa pihak berminat membina, seperti Bank Indonesia Denpasar, Bali Hotels Association, serta beberapa lembaga swadaya masyarakat. Selain itu, masyarakat pedesaan juga mengaku mulai jenuh menjadi penonton perkembangan pariwisata yang sebagian pemilik modalnya asal luar Bali.

”Kami mulai sadar selama ini menjadi penonton dan lebih buruknya bisa tergusur dari tanah sendiri. Karenanya, kami terus berupaya memajukan diri dengan mengelola desa wisata dengan baik dan profesional,” kata Kepala Desa Kendran, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Ketut Gambar, Selasa (22/5/2012).

Ia dan masyarakatnya merasa tidak adil ketika wisatawan asing itu bersenang-senang dengan pemandangan alam asli desanya tanpa memberikan kontribusi kepada warga lokalnya. Meskipun demikian, Gambar mengakui, pengelolaan desa wisata tidak mudah dan tetap memerlukan bimbingan pihak lain.

”Intinya, kami pun ingin bertahan dengan lahan milik desa ini, terutama persawahannya, agar tidak beralih fungsi. Kami berharap biro perjalanan wisata bisa menjadi partner,” ujar Gambar.

Saat ini, menurut dia, warganya bersedia tak tergiur dengan iming-iming tingginya harga tanah yang ditawarkan calon investor. Tanah di desa tersebut memiliki pasaran lebih dari Rp 100 juta per are (100 meter persegi). Mereka hanya membolehkan sistem sewa dengan melihat peruntukannya.

Sementara Direktur Eksekutif Bali Hotels Association Djinaldi Gosana membenarkan adanya tren tersebut. Ia pun mendukung adanya desa wisata agar rezeki pariwisata bisa terbagi di pelosok desa di Bali.


”Kami mendukung dan tengah membina beberapa desa wisata untuk bisa mengelola dengan baik dan tetap memegang standar, terutama keamanan dan kenyamanannya,” katanya.

Beberapa waktu lalu Bank Indonesia Denpasar bersama Bali Hotels Association membina tujuh desa wisata. Pembinaan itu berupa kesiapan peralatan hingga warganya. (AYS)

Masyarakat Desa di Bali Jenuh Jadi Penonton
Masyarakat Desa di Bali Jenuh Jadi Penonton