Membedah Fakta Orgasme Vaginal dan Klitoral

Membedah Fakta Orgasme Vaginal dan Klitoral
Membedah Fakta Orgasme Vaginal dan Klitoral
Orgasme sejak beratus tahun lalu telah menjadi topik yang ingin dikupas tuntas oleh para peneliti seks, feminis bahkan budayawan. Tak dipungkiri, hampir semua pria mampu mencapai orgasme, namun ternyata tidak pada wanita.

Meski faktanya, wanita bisa melakukan multiorgasme, namun sebenarnya orgasme yang seperti apa yang sesungguhnya dirasakan wanita, apakah orgasme vaginal atau klitoral?

Orgasme pertama kali ditemukan oleh Sigmund Freud. Sigmund membaginya menjadi dua jenis orgasme yaitu vaginal dan klitoral. Orgasme yang terjadi melalui rangsangan klitoris adalah klimaks pendahulu, sebelum orgasme lebih dalam saat penetrasi kembali terjadi.

Orgasme vaginal dihasilkan melalui rangsangan pada vagina. Sebagian pakar seksologi menyebutnya sebagai orgasme G-Spot. Orgasme ini dapat tercapai tak hanya sekedar mengandalkan rangsang pada vagina saja, karena faktanya sebagian besar penis tidak dapat menyentuh G-Spot.

Beberapa posisi bercinta yang memungkinkan penetrasi dalam bisa dilakukan untuk mencapai orgasme vaginal ini. Merangsang G-spot dengan tangan pun bisa menjadi pilihan.

Sementara, orgasme klitoral dicapai melalui rangsangan pada organ klitoral. Organ ini terletak pada ujung atas bibir kelamin wanita dan sedikit tertutup. Klitoris seperti juga penis pada pria, memiliki banyak sekali syaraf sehingga sangat sensitif saat ddisentuh.

Saat klitoris dirangsang, syaraf-syaraf halus pada organ kecil itu teraliri darah dan membuatnya sedikit membesar. Lalu muncul rasa nikmat saat rangsang klitoris itu dirasakan.

Kenikmatan itu menyebar dari kepala hingga ke bawah melalui paha hingga kaki. Puting payudara mengeras seketika, kulit menjadi hangat. Dan saat menandai datangnya orgasme, kontraksi otot vagina terasa kuat dan merambat hingga ke luar area genital.

Orgasme klitoral dapat tercapai melalui rangsangan dengan tiga cara, yaitu oral, tangan (masturbasi), atau hubungan seksual. Merangsang klitoris pun lebih efektif dilakukan dengan oral dan tangan dibandingkan hubungan seksual. Diperkuat melalui sebuah survei, bahwa 84 persen wanita yang melakukan masturbasi mengaku merasakan orgasme yang berasal dari stimulasi di bagian klitoris.

Sementara, posisi woman on top saat berhubungan seksual diyakini mempermudah munculnya orgasme klitoral. Wanita dapat mengatur sendiri seberapa cepat menerima rangsangan pada klitoris, untuk segera mendapatkan sensasi orgasme.

Peralihan usia

Sigmund di tahun 1905 pernah mengungkapkan, orgasme klitoral semata kerap dialami remaja yang tengah meranum. Dan saat telah mencapai dewasa, wanita mulai memikirkan cara merangsang secara 'deep' dan 'relaxing'.

Meskipun Sigmund tidak memberikan bukti atas pernyataannnya ini, namun kebanyakan orang, termasuk wanita, percaya bahwa orgasme yang dialami saat menginjak dewasa adalah orgasme vaginal.

Sayang, banyak wanita yang lalu merasa tertekan secara psikologis saat tak mampu mengalami orgasme vaginal, dan lalu memandang dirinya tidak dewasa, tidak normal.

Gambaran ini terlihat pada tokoh Maria dalam novel Eleven Minutes karya Paulo Coelho, yang menunjukkan bagaimana dampak psikologis ini terjadi.

Membedah Fakta Orgasme Vaginal dan Klitoral
Membedah Fakta Orgasme Vaginal dan Klitoral